Surabaya - Ketua Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda Ansor Kota Surabaya Rizam Syafiq menegaskan bahwa aksi demo yang mengatasnamakan Aliansi Santri Gus Dur Menggugat itu salah tempat. 

 

Selain itu, aksi tersebut tidak mencerminkan keadaban dan etika di ruang publik. "Jadi aneh, ada sekelompok massa yang mengatasnamakan santri Gus Dur melakukan demo di PBNU, padahal Gus Dur sendiri pernah jadi Ketum dan berkantor di PBNU," tambah Rizam.

 

Sekalipun mengatasnamakan kebebasan berpendapat, lanjut Rizam, tentu tuntutan yang disampaikan oleh massa tersebut tidak logis dan tidak masuk akal. "Kan aneh melarang PBNU untuk tidak berpolitik. Sedangkan Nahdlatul Ulama ini organisasi yang berdiri sejak zaman penjahahan serta ikut dalam memerdekakan republik ini dan mengisi kemerdekaan hingga saat ini. Dan politik jangan hanya direduksi pemilihan umum lima tahunan. Level PBNU di atas itu yakni politik kebangsaan," tambah Rizam.

 

Aksi demo di depan kantor PBNU yang ditegaskan oleh Rizam sebagai kebebasan berpendapat yang kebablasan, dilihat dari tuntutan lainnya yang melarang PBNU menjadi agen pemerintah. 

 

"Ini lucu. Dan dari narasinya kelihatan kalau persiapan aksinya kurang. Lah di dalam Al Quran jelas untuk taat kepada ulil amri merupakan perintah. Masa kerjasama dengan pemerintah untuk kepentingan dan kesejahteraan jamaah dan jamiiyah Nahdlatul Ulama dikatakan agen? Jangan-jangan yang mimpin aksi demo depan kantor PBNU merupakan agen? Agen salafi wahabi atau HTI? Selama ini kan mereka yang paling tidak suka dengan kejayaan NU," pungkas Rizam.

Berita Terkait