Ketua PC GP Ansor Surabaya: Jangan Jadikan Aksi Bela Palestina Untuk Propaganda Tegakkan Khilafah HTI

Surabaya - Ketua Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda Ansor Kota Surabaya H. Rizam Syafiq menilai aksi longmarch yang dilakukan oleh sekelompok orang yang membawa bendera hitam dan putih bertuliskan kalimat Tauhid yang identik dengan organisasi terlarang HTI di beberapa titik kota-kota besar termasuk di Kota Surabaya pada Ahad (02/02/2025) merupakan aksi yang kurang terpuji.

"Kami tidak menyalahkan aksi bela Palestinanya. Kami semua bersama rakyat Palestina mengutuk aksi-aksi kekerasan Israel. Apalagi sudah ada gencatan senjata pada 19 Januari 2025 kemarin".

Namun, lanjut Rizam, jika aksi bela Palestina itu yang seyogianya membela sebagai aksi kemanusiaan, malah menjadi propaganda untuk kembali menegakkan khilafah HTI yang jelas-jelas menjadi organisasi terlarang di Indonesia tetap dibiarkan ini akan menjadi bahaya.

"Kenapa berbahaya? Karena ekspresi mereka untuk menegakkan khilafah yang sebenarnya Indonesia tidak mengenal sistem kenegaraan yang seperti itu, ini akan membuat sel-sel organisasi terlarang ini bisa bangkit kembali."

Jadi, agar tidak menjadi contoh oleh anggota-anggota organisasi terlarang HTI ini, aparat keamanan harus tegas. “Karena bisa jadi, jika ada pembiaran dan tidak ada upaya penertiban, mereka menanggap aksi aksi-aksi mereka menyebarkan buletin-buletin propaganda dan teriakan tegakkan khilafah HTI, Thogut, dan lain-lain, yang dibungkus dengan aksi bela palestina, dan aksi-aksi lainnya diperbolehkan,” lanjut Rizam. 

 

Sebab, lanjut Rizam, longmarch yang tadi dilakukan oleh sekelompok orang membawa bendera HTI di beberapa titik kota-kota besar termasuk di Surabaya, banyak laporan masyarakat dan di sosial media, mereka meneriakkan kalimat tegakkan khilafah HTI dan membagikan buletin-buletin propganda.

“Jangan sampai kita kecolongan, jangan hanya gara-gara aksi mereka membawa bendera hitam putih bertuliskan kalimat tauhid, yang padahal bendera itu merupakan identitas dari organisasi terlarang HTI, kita semua jadi lupa, bahwa mereka membajak demokrasi dengan dibungkus dengan aksi, longmarch, demonstrasi, yang isi dari kegiatan mereka menyebarkan buletin propganda, teriakan-teriakan tegakkan khilafah HTI, NKRI Thogut, pancasila haram dan lain-lain” pungkas Rizam.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Berita Terkait