Lulusan Susbalan Harus Menjadi Dinamisator Gerakan
SURABAYA - Ratusan Barisan Ansor Serbaguna (Banser) Nahdlatul Ulama telah mengikuti Kursus Banser Lanjutan (Susbalan) yang dilaksanakan di Pondok Pesantren Al-Fatich, Tambak Osowilangun, Benowo, Surabaya. Banser yang merupakan kader inti GP Ansor, menjadi salah satu kompenen penting dalam membela kiai, NU dan kedaulatan NKRI.
Peserta Susbalan ini adalah anggota Banser pilihan yang lolos seleksi pada tiap Satkorcab dan telah lulus Diklatsar. Diharapkan lulusannya menjadi dinamisator gerakan dalam tiap Satuan Banser, baik di tingkatan Satkorcab, Satkoryon, hingga kelompok.
Susbalan angakatan pertama yang digelar oleh Satkorcab Banser Kota Surabaya dimulai pada hari Jum’at (21/2) dan diakhiri pada minggu malam (23/2) dengan diikuti oleh 246 peserta. Para peserta terdiri dari utusan 264 kota/kabupaten dan 3 Provinsi Se Indonesia.
Menurut Ketua Pimpinan Cabang GP Ansor Kota Surabaya HM. Faridz Afif mengakui, jumlah peserta sudah melampaui kuota pendaftaran dan selalu seperti itu, tak pernah sepi peminat. Pria yang sering disapa Gus Afif ini menuturkan, tak hanya minat menjadi anggota baru yang membludak. Semangat anggota Banser pun sangat tinggi untuk mengikuti pendidikan.
"Dalam kegiatan Susbalan kemarin, kami membatasi kuota 150 peserta. Namun pendaftar membludak hingga 246 orang. Kami tak tega menolak, karena mayoritas mereka datang dari luar Jawa Timur. Mulai dari Bali, Bogor, Jawa Barat hingga Deli Serdang, Sumatera Utara," tandasnya.
Didampingi oleh pelatih dan pemateri yang mumpuni menjadi tonggak semangat Banser untuk terus berkhidmah terhadap NU. Bukan hanya sekedar materi, para peserta diajarkan langsung untuk praktek di lapangan. Sebagai bekal agar lebih sigap terhadap serangan dari pihak yang ingin meruntuhkan negara ini.
Peserta yang antusias mengikuti Susbalan bukan hanya dari kalangan laki-laki, namun perempuan pun nampak di tengah-tengah pendidikan. Ibu rumah tangga, mahasiswa serta dosen turut memperhatikan arahan dari instruktur.
"Latarbelakang peserta Susbalan ini bermacam-macam. Ada lurah, ibu rumah tangga hingga remaja putri. Pengorbanan mereka tidak ringan, harus meninggalkan keluarga dan pekerjaan. Selain itu juga membayar biaya pendaftaran sebagai peserta Susbalan. Ini membuktikan keikhlasan mereka yang luar biasa," kata Gus Afif.
Untuk itu, Gus Afif berharap, lulusan Susbalan ini bisa menjadi dinamisator gerakan di masing-masing wilayahnya. “Pasca Susbalan, para peserta bisa lebih meningkatkan dedikasi, militansi dan komitmen perjuangan Banser dalam garis perjuangannya, yakni bela agama, ulama, dan bangsa.” (Fitri Susanti)