Surat Tagihan Untuk Ahmad Dhani
Artis dan juga politisi dadakan yang satu ini memang kerap bikin sensasi. Ya siapa lagi kalau bukan Ahmad Dhani Prasetyo, pria kelahiran Surabaya 48 tahun yang lalu. Baru-baru ini Ahmad Dhani mengupload video menagih janji kepada Gus Yaqut Cholil Qoumas Ketua Umum PP GP Ansor. Penulis sebagai kader Gus Yaqut tentu bertanya-tanya kepada Dhani “Memang Gus Yaqut punya hutang apa sama dia?”
Pasalnya, video –yang katanya Ahmad Dhani sebagai nostalgia– tersebut merujuk pada talk show bersama Rosi di Kompas TV buntut kejadian penghinaan Dhani kepada warga Surabaya yang demo menolaknya untuk deklarasi ganti presiden di Kota Pahlawan dengan sebutan “idiot”.
Nah dalam peryantaan dalam Talk Show tersebut Gus Yaqut menegaskan akan menggebuk siapapun orang yang akan menganti sistem negara ini dengan ideologi Khilafah ala manhaj HTI. Tegas dan tuntas.
Nah tiba-tiba Ahmad Dhani yang Desember tahun lalu baru keluar dari Penjara melakukan social climber dengan bernostalgia video tahun lalu soal Pernyataan Gus Yaqut Banser siap menggebuk siapapun yang mengganti ideologi negara ini dengan khilafah dihadapkan dengan penolakan RUU HIP.
Padahal sikap NU dan bahkan juga GP Ansor jelas dan tegas. Bahkan sebelum Ahmad Dhani membuat konten tersebut. Penulis curiga bahwa Dhani membuat konten video tersebut tidak didasarkan pada narasi yang berbasis data. Penulis tidak akan membahas sikap GP Ansor bukan hanya soal penundaan RUU HIP tapi juga pengkajian secara mendalam. Biar Ahmad Dhani yang googling sendiri materi tersebut.
Makanya sikap Dhani yang asbun itu patut disayangkan. Sebagai seorang yang ngefans pada lagu-lagunya –apalagi yang berjudul Laskar Cinta- Dhani selayaknya perlu berpikir secara matang dan komprehensif.
Sebagai seorang yang punya sejarah masa lalu dengan Gus Dur, NU, dan Banser, Ahmad Dhani saat ini sudah merasa seperti politisi, padahal sejatinya dia musisi, apalagi sering kontroversi, bahkan provokasi terhadap pemerintahan yang sah, berlagak jadi politisi yang mempunyai prinsip tidak ada kawan dan lawan yang abadi yang ada hanyalah kepentingan dan kekuasaan. Meskipun begitu kami semua tidak pernah menagihnya. Wallahu ‘Alam Bis Showab.
Abdul Holil
Sekretaris PC GP Ansor Kota Surabaya